Sunday 19 May 2013

Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia bergantung pada mutu pendidikan. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang dan Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang adalah metode kualitatif. Untuk memperoleh data digunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi KTSP dalam meningkatkan mutu pendidkan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang diimplementasikan dalam proses pembelajaran yakni: a) Persiapan pelaksanaan pembelajaran, b) Pelaksanaan Pembelajaran, c) Evaluasi hasil belajar. Sedangkan faktor pendukung implementasi KTSP meliputi Sarana prasarana pembelajaran di Madrasah Aliyah Muhammadiyah I Malang secara kuantitas maupun kualitas sudah cukup memadai. Adanya program-program sekolah dalam rangka implementasi KTSP antara lain : sosialisasi mengenai konsep-konsep dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim pengembang dan penyusun KTSP, Setiap satu bulan sekali dilakukan evaluasi yang dikemas dalam briefeng atau rapat dinas sekolah.

Adanya sistem penilaian kinerja terhadap guru dan siswa dengan menerapkan reward (penghargaan) serta punishment (hukuman). Sedangkan faktor penghambat dalam implementasi KTSP di Madrasah Aliyah Muhammadiyah I Malangantara lain : Lemahnya kemampuan guru dalam melakukan penilaian secara mandiri atau berkelanjutan, terbatasnya (dana, waktu, serta tenaga) dalam penggunaan metode pembelajaran dan kurangnya kesiapan siswa untuk belajar mandiri.

DOWNLOAD & VIEW : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah Malang

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah Malang

Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia bergantung pada mutu pendidikan. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimanakah pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang dan Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang adalah metode kualitatif. Untuk memperoleh data digunakan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi KTSP dalam meningkatkan mutu pendidkan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang diimplementasikan dalam proses pembelajaran yakni: a) Persiapan pelaksanaan pembelajaran, b) Pelaksanaan Pembelajaran, c) Evaluasi hasil belajar. Sedangkan faktor pendukung implementasi KTSP meliputi Sarana prasarana pembelajaran di Madrasah Aliyah Muhammadiyah I Malang secara kuantitas maupun kualitas sudah cukup memadai. Adanya program-program sekolah dalam rangka implementasi KTSP antara lain : sosialisasi mengenai konsep-konsep dasar KTSP, Pembentukan kepanitiaan KTSP, Adanya tim pengembang dan penyusun KTSP, Setiap satu bulan sekali dilakukan evaluasi yang dikemas dalam briefeng atau rapat dinas sekolah.

Adanya sistem penilaian kinerja terhadap guru dan siswa dengan menerapkan reward (penghargaan) serta punishment (hukuman). Sedangkan faktor penghambat dalam implementasi KTSP di Madrasah Aliyah Muhammadiyah I Malangantara lain : Lemahnya kemampuan guru dalam melakukan penilaian secara mandiri atau berkelanjutan, terbatasnya (dana, waktu, serta tenaga) dalam penggunaan metode pembelajaran dan kurangnya kesiapan siswa untuk belajar mandiri.

DOWNLOAD & VIEW : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah Malang

Friday 17 May 2013

Pola penyajian suatu laporan keuangan memiliki karakteristik sesuai dengan jenis bidang usaha yang menjadi andalan suatu badan usaha, walaupun secara teknis, profesi akuntan (bidang profesi yang bertanggung jawab atas pengaturan penyajian laporan keuangan) telah mengatur pola penyajian laporan keuangan sesuai dengan bidang usaha yang ada, yaitu suatu pernyataan yang disebut dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dengan PSAK dapat dilihat dalam cara penyajian suatu bentuk laporan keuangan yang merupakan bagian dari salah satu tanggung jawab manajemen suatu badan usaha kepada pihak yang berkepentingan, seperti kepada para pemegang saham, kreditur, karyawan, atau mitra usaha yang membutuhkan informasi yang sifatnya terukur secara moneter dalam suatu periode operasi perusahaan.

Bersifat terukur sebab dalam suatu periode usaha normal yaitu dalam kurun waktu 1 tahun, dan setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan menggunakan satuan yang jelas yaitu mata uang yang berlaku, sehingga pengguna informasi baik pihak internal maupun eksternal mempunyai referensi yang kuat dalam menganalisa laporan tersebut berdasarkan kondisi yang berlaku saat penyajian suatu laporan keuangan. Setiap badan usaha masing-masing memiliki pola yang berbeda (walaupun bidang usahanya sejenis). Perbedaan pola ini menunjukkan suatu dinamika dalam profesi akuntan, sehingga setiap individu akuntan yang berprofesi penuh sebagai akuntan atau akuntan yang berprofesi penuh sebagai unsur manajemen dari suatu badan usaha. Untuk mengatasi perbedaan ini dibutuhkan suatu pedoman, maka disusunlah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Standar ini berlaku di Indonesia dan merupakan pedoman resmi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Berbagai hal dan beberapa bidang usaha diatur dalam PSAK. Salah satu yang diatur dalam PSAK adalah tentang Real Estat, yang bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang secara khusus, berkaitan dengan aktivitas pengembangan real estat (real estate development activities). Siklus operasi normal perusahaan yang bergerak di bidang real estat pada umumnya lebih dari satu tahun dan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian yang sangat tinggi (high risk).

Dan di samping itu, penentuan siklus operasi normal perusahaan pengembang seringkali merupakan proses yang sangat rumit/kompleks. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan PSAK terhadap aktivitas pengembangan real estat. Dalam hal ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada Kawasan Perumahan Taman Setia Budi Indah Medan yang berhasil dikembangkan oleh PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN, dengan judul “ AKUNTANSI AKTIVITAS PENGEMBANGAN REAL ESTAT MENURUT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 44 PADA PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN “.

VIEW & DOWNLOAD:Akuntansi aktivitas pengembangan real estat menurut pernyataan standar akuntansi keuangan No. 44 pada PT. Ira Widya Utama Medan

Akuntansi aktivitas pengembangan real estat menurut pernyataan standar akuntansi keuangan No. 44 pada PT. Ira Widya Utama Medan

Pola penyajian suatu laporan keuangan memiliki karakteristik sesuai dengan jenis bidang usaha yang menjadi andalan suatu badan usaha, walaupun secara teknis, profesi akuntan (bidang profesi yang bertanggung jawab atas pengaturan penyajian laporan keuangan) telah mengatur pola penyajian laporan keuangan sesuai dengan bidang usaha yang ada, yaitu suatu pernyataan yang disebut dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang sesuai dengan PSAK dapat dilihat dalam cara penyajian suatu bentuk laporan keuangan yang merupakan bagian dari salah satu tanggung jawab manajemen suatu badan usaha kepada pihak yang berkepentingan, seperti kepada para pemegang saham, kreditur, karyawan, atau mitra usaha yang membutuhkan informasi yang sifatnya terukur secara moneter dalam suatu periode operasi perusahaan.

Bersifat terukur sebab dalam suatu periode usaha normal yaitu dalam kurun waktu 1 tahun, dan setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan menggunakan satuan yang jelas yaitu mata uang yang berlaku, sehingga pengguna informasi baik pihak internal maupun eksternal mempunyai referensi yang kuat dalam menganalisa laporan tersebut berdasarkan kondisi yang berlaku saat penyajian suatu laporan keuangan. Setiap badan usaha masing-masing memiliki pola yang berbeda (walaupun bidang usahanya sejenis). Perbedaan pola ini menunjukkan suatu dinamika dalam profesi akuntan, sehingga setiap individu akuntan yang berprofesi penuh sebagai akuntan atau akuntan yang berprofesi penuh sebagai unsur manajemen dari suatu badan usaha. Untuk mengatasi perbedaan ini dibutuhkan suatu pedoman, maka disusunlah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Standar ini berlaku di Indonesia dan merupakan pedoman resmi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. Berbagai hal dan beberapa bidang usaha diatur dalam PSAK. Salah satu yang diatur dalam PSAK adalah tentang Real Estat, yang bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi-transaksi yang secara khusus, berkaitan dengan aktivitas pengembangan real estat (real estate development activities). Siklus operasi normal perusahaan yang bergerak di bidang real estat pada umumnya lebih dari satu tahun dan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian yang sangat tinggi (high risk).

Dan di samping itu, penentuan siklus operasi normal perusahaan pengembang seringkali merupakan proses yang sangat rumit/kompleks. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan PSAK terhadap aktivitas pengembangan real estat. Dalam hal ini, penulis mengambil lokasi penelitian pada Kawasan Perumahan Taman Setia Budi Indah Medan yang berhasil dikembangkan oleh PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN, dengan judul “ AKUNTANSI AKTIVITAS PENGEMBANGAN REAL ESTAT MENURUT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 44 PADA PT. IRA WIDYA UTAMA MEDAN “.

VIEW & DOWNLOAD:Akuntansi aktivitas pengembangan real estat menurut pernyataan standar akuntansi keuangan No. 44 pada PT. Ira Widya Utama Medan
This entry was posted in :
Perbankan merupakan salah satu motor penggerak dari sistem perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana mayarakat yang disalurkan dalam bentuk kredit baik kepada perorangan maupun badan usaha, dimana manfaat dan penyaluran kredit ini sangat berperan dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat bukanlah dana milik sendiri tetapi dana yang berasal dari masyarakat yang disimpan pada bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito dan lain-lain. Dana masyarakat yang terkumpul dalam jumlah besar dengan jangka waktu yang cukup lama merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit.

Inilah yang dinamakan fungsi bank sebagai intermediasi yang berperan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi suatu negara tersebut sedang mengalami proses pemulihan dari krisis yang parah seperti yang dialami bangsa Indonesia tahun 1997. Oleh karenanya berbagai upaya dan kebijakan perlu diambil dalam mengoptimalkan fungsi Intermediasi perbankan baik dalam meletakkan hukum usaha yang kondusif bagi pemberian kredit pada sektor perbankan maupun dengan menerapkan ketentuan yang memaksa bank meningkatkan pemberian kreditnya.

Sebagai lembaga perantara dalam penghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam pemberian kredit, perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, terutama sejak likuidasi 16 (enam belas) bank pada tanggal 1 November 1997, mendorong masyarakat untuk menarik dana secara besar-besaran dari perbankan, memindahkan dana dari bank yang lemah ke bank yang kuat, dan atau menggunakan dananya untuk membeli valuta asing Bisnis perbankan di era tahun 1960-an dan 1970-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal. Kesan bank masih angker, bank tidak perlu mencari nasabah, tetapi sebaliknya nasabahlah yang datang mencari bank.

Kemudian era tahun 1980-an dan era tahun 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan dengan dikeluarkannya pakto 88 tahun 1988 dan keluarnya Undang-Undang No. 7 Tahun 1972, perbankan di Indonesia tumbuh subur, puluhan bank baru berdiri. Hal ini disebabkan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk mendirikan bank begitu mudah misalnya dengan modal Rp. 50.000.000,- setiap orang dapat mendirikan bank baru padahal mereka sebelumnya belum mengenal bank secara baik . Selanjutnya awal tahun 1997 sampai pada tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan di Indonesia. Puluhan bank di likuidasi alias dibubarkan dan puluhan lagi di merger karena terus menerus menderita kerugian.

VIEW & DOWNLOAD: Peranan program rekapitalisasi terhadap perbankan ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 1998

Peranan program rekapitalisasi terhadap perbankan ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 1998

Perbankan merupakan salah satu motor penggerak dari sistem perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana mayarakat yang disalurkan dalam bentuk kredit baik kepada perorangan maupun badan usaha, dimana manfaat dan penyaluran kredit ini sangat berperan dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat bukanlah dana milik sendiri tetapi dana yang berasal dari masyarakat yang disimpan pada bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito dan lain-lain. Dana masyarakat yang terkumpul dalam jumlah besar dengan jangka waktu yang cukup lama merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit.

Inilah yang dinamakan fungsi bank sebagai intermediasi yang berperan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi suatu negara tersebut sedang mengalami proses pemulihan dari krisis yang parah seperti yang dialami bangsa Indonesia tahun 1997. Oleh karenanya berbagai upaya dan kebijakan perlu diambil dalam mengoptimalkan fungsi Intermediasi perbankan baik dalam meletakkan hukum usaha yang kondusif bagi pemberian kredit pada sektor perbankan maupun dengan menerapkan ketentuan yang memaksa bank meningkatkan pemberian kreditnya.

Sebagai lembaga perantara dalam penghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam pemberian kredit, perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, terutama sejak likuidasi 16 (enam belas) bank pada tanggal 1 November 1997, mendorong masyarakat untuk menarik dana secara besar-besaran dari perbankan, memindahkan dana dari bank yang lemah ke bank yang kuat, dan atau menggunakan dananya untuk membeli valuta asing Bisnis perbankan di era tahun 1960-an dan 1970-an merupakan bisnis yang belum begitu terkenal. Kesan bank masih angker, bank tidak perlu mencari nasabah, tetapi sebaliknya nasabahlah yang datang mencari bank.

Kemudian era tahun 1980-an dan era tahun 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik, karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan dengan dikeluarkannya pakto 88 tahun 1988 dan keluarnya Undang-Undang No. 7 Tahun 1972, perbankan di Indonesia tumbuh subur, puluhan bank baru berdiri. Hal ini disebabkan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk mendirikan bank begitu mudah misalnya dengan modal Rp. 50.000.000,- setiap orang dapat mendirikan bank baru padahal mereka sebelumnya belum mengenal bank secara baik . Selanjutnya awal tahun 1997 sampai pada tahun 2000 merupakan kehancuran dunia perbankan di Indonesia. Puluhan bank di likuidasi alias dibubarkan dan puluhan lagi di merger karena terus menerus menderita kerugian.

VIEW & DOWNLOAD: Peranan program rekapitalisasi terhadap perbankan ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 tahun 1998
This entry was posted in :
Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.

Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan.

Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan.

Dengan mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Media yang dapat dipakai untuk melihat kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah hasil akhrir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan penilaian dalam menentukan kebijaksanaan persahaan. Agar dapat mengetahui kondisi kesehatan perusahaan dan prestasi yang dicapai, maka laporan keuangan perlu dianalisa dan diinterpresentasikan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki selama periode tertentu serta kekuatan dan kelemahannya.

Untuk nilai kondisi keuangan dan presentasi perusahaan, pihak manajemen memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya digunakan dalam perusahaan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Dengan menggunakan rasio ini akan dapat menjelaskan atau mamberi gambaran kepada manajemen tentang baik buruknya keuangan atau kesehatan perusahaan. Analisis dan iterpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis atau pihak manajemen yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak membentuk rasio. Pihak manajemen atau analis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada masa sekarang dengan faktor–faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengarihui posisi keuangan atau operasi perusahaan.

VIEW & DOWNLOAD:Analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT. BTN (persero) Cabang Medan

Analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT. BTN (persero) Cabang Medan

Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.

Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan.

Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan.

Dengan mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Media yang dapat dipakai untuk melihat kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah hasil akhrir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa dan disajikan dalam nilai uang. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar informasi dan penilaian dalam menentukan kebijaksanaan persahaan. Agar dapat mengetahui kondisi kesehatan perusahaan dan prestasi yang dicapai, maka laporan keuangan perlu dianalisa dan diinterpresentasikan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki selama periode tertentu serta kekuatan dan kelemahannya.

Untuk nilai kondisi keuangan dan presentasi perusahaan, pihak manajemen memerlukan tolak ukur. Tolak ukur yang umumnya digunakan dalam perusahaan adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perimbangan antara satu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Dengan menggunakan rasio ini akan dapat menjelaskan atau mamberi gambaran kepada manajemen tentang baik buruknya keuangan atau kesehatan perusahaan. Analisis dan iterpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis atau pihak manajemen yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak membentuk rasio. Pihak manajemen atau analis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada masa sekarang dengan faktor–faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengarihui posisi keuangan atau operasi perusahaan.

VIEW & DOWNLOAD:Analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode rasio pada PT. BTN (persero) Cabang Medan
This entry was posted in :
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum tyerutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas seorang auditor adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang ditentukan IAI.

Salah satu tanggung jawab auditor adalah menjaga mutu profesionalnya atau kinerjanya. Kinerja auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat penting peranannya dalaam menentukan kinerja auditor adalah kecerdasan emosional auditor. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja aauditor. (2) Apakah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja aauditor.

Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Semarang. Sampel penelitian diambil dengan teknik Proportional Simpel Random Sampling, yang berjumlah 72 auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja auditor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner.

Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik diskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial berpengaruh siknifikan terhadap kinerja auditor. Hasil secara parsial menunjukkan variabel kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial berpengaruh siknifikan terhadap kinerja auditor. 

Secara bersama-sama kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial memberikan sumbangan terhadap variabel terikat sebesar 77.5% sedangkan sisanya 22.5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri, Berdasarkan pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial baik secara simultan maupun secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mermanfaat bagi auditor maupun kantor akuntan publik. Para auditor diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan emosionalnya, karena dengan kemampuan emosional yang baik akan dapat bekerja lebih maksimal.

VIEW & DOWNLOAD : Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum tyerutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas seorang auditor adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang ditentukan IAI.

Salah satu tanggung jawab auditor adalah menjaga mutu profesionalnya atau kinerjanya. Kinerja auditor dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat penting peranannya dalaam menentukan kinerja auditor adalah kecerdasan emosional auditor. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial secara simultan mempunyai pengaruh terhadap kinerja aauditor. (2) Apakah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja aauditor.

Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Semarang. Sampel penelitian diambil dengan teknik Proportional Simpel Random Sampling, yang berjumlah 72 auditor. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial, sedangkan variabel dependennya adalah kinerja auditor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner.

Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik diskriptif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial berpengaruh siknifikan terhadap kinerja auditor. Hasil secara parsial menunjukkan variabel kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial berpengaruh siknifikan terhadap kinerja auditor. 

Secara bersama-sama kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial memberikan sumbangan terhadap variabel terikat sebesar 77.5% sedangkan sisanya 22.5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri, Berdasarkan pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial baik secara simultan maupun secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mermanfaat bagi auditor maupun kantor akuntan publik. Para auditor diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan emosionalnya, karena dengan kemampuan emosional yang baik akan dapat bekerja lebih maksimal.

VIEW & DOWNLOAD : Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik
This entry was posted in :

Thursday 11 April 2013

Pemakaian magnet permanen untuk alat-alat listrik maupun untuk industri permainan sangat meningkat sekarang ini. Seperti dikutip oleh Sudirman (2002), berdasarkan data Biro Statistik diketahui bahwa dalam kurun satu tahun nilai total penjualan bahan magnet untuk industri permainan anak di Indonesia mencapai Rp.24.376.000,00 dan untuk industri alat listrik rumah tangga mencapai Rp.1.078.285.000,00.

Hal yang cukup memprihatinkan adalah bahwa produk magnet yang digunakan tersebut sekitar 80% masih diimpor dari luar negeri. Magnet permanen yang digunakan pada hampir semua peralatan elektronika dalam prakteknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satu di antaranya adalah magnet ferit.

Magnet jenis ini disintesis dengan menggunakan bahan dasar besi oksida. Hal yang cukup menggembirakan adalah bahwa bahan alamiah besi oksida terdapat secara melimpah di Indonesia, salah satu contohnya adalah dalam bentuk pasir besi. Dalam pasir besi terkandung beberapa anggota (  O ), maghemit dan hematit (Yulianto, 2002). besi oksida, misalnya magnetit (Fe 3 4 ) Kedua bahan yang disebut terakhir memiliki komposisi kimia yang sama (Fe O ) 2 3 tetapi memiliki struktur kristal yang berbeda (Dunlop, 1997).

Dalam kurun empat tahun terakhir, di Laboratorium Kemagnetan Bahan Jurusan Fisika UNNES tengah dilakukan penelitian intensif tentang pasir besi. Proses penelitian yang telah menghasilkan bahan magnetik yang telah siap dibuat menjadi magnet permanen tersebut memerlukan sebuah alat induktor elektromagnet yang dapat digunakan untuk memagnetisasi.

Prinsip dasar proses tersebut berupa penyearahan domain-domain yang ada dalam bahan oleh inductor elektromagnet. Induktor elektromagnet yang dialiri arus akan membangkitkan medan magnet. Induktor elektromagnet dapat diwujudkan sebagai selenoida kawat email dengan inti magnet yang bersifat soft magnet. Arah medan magnet yang diberikan dari utara ke selatan yang mengakibatkan pengkutuban pada bahan magnetik yang arahnya berkebalikan.

Mengingat pentingnya alat tersebut guna mendukung berkembangnya riset tentang bahan magnetik yang berkelanjutan maka penulis melakukan penelitian yang berkait dengan rancang bangun alat induktor elektromagnetik medan tinggi. Alat tersebut diharapkan mampu memagnetisasi magnet hasil cetakan menjadi magnet permanen yang siap digunakan. Di antara alasan dilakukannya penelitian ini adalah harga induktor elektromagnet yang sangat mahal di pasaran sehingga diupayakan membuat sendiri dengan keluaran di atas satu tesla. Menurut Griffit.

DOWNLOAD:Rancang bangun dan karakterisasi induktor elektromagnet medan tinggi

Rancang bangun dan karakterisasi induktor elektromagnet medan tinggi

Pemakaian magnet permanen untuk alat-alat listrik maupun untuk industri permainan sangat meningkat sekarang ini. Seperti dikutip oleh Sudirman (2002), berdasarkan data Biro Statistik diketahui bahwa dalam kurun satu tahun nilai total penjualan bahan magnet untuk industri permainan anak di Indonesia mencapai Rp.24.376.000,00 dan untuk industri alat listrik rumah tangga mencapai Rp.1.078.285.000,00.

Hal yang cukup memprihatinkan adalah bahwa produk magnet yang digunakan tersebut sekitar 80% masih diimpor dari luar negeri. Magnet permanen yang digunakan pada hampir semua peralatan elektronika dalam prakteknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satu di antaranya adalah magnet ferit.

Magnet jenis ini disintesis dengan menggunakan bahan dasar besi oksida. Hal yang cukup menggembirakan adalah bahwa bahan alamiah besi oksida terdapat secara melimpah di Indonesia, salah satu contohnya adalah dalam bentuk pasir besi. Dalam pasir besi terkandung beberapa anggota (  O ), maghemit dan hematit (Yulianto, 2002). besi oksida, misalnya magnetit (Fe 3 4 ) Kedua bahan yang disebut terakhir memiliki komposisi kimia yang sama (Fe O ) 2 3 tetapi memiliki struktur kristal yang berbeda (Dunlop, 1997).

Dalam kurun empat tahun terakhir, di Laboratorium Kemagnetan Bahan Jurusan Fisika UNNES tengah dilakukan penelitian intensif tentang pasir besi. Proses penelitian yang telah menghasilkan bahan magnetik yang telah siap dibuat menjadi magnet permanen tersebut memerlukan sebuah alat induktor elektromagnet yang dapat digunakan untuk memagnetisasi.

Prinsip dasar proses tersebut berupa penyearahan domain-domain yang ada dalam bahan oleh inductor elektromagnet. Induktor elektromagnet yang dialiri arus akan membangkitkan medan magnet. Induktor elektromagnet dapat diwujudkan sebagai selenoida kawat email dengan inti magnet yang bersifat soft magnet. Arah medan magnet yang diberikan dari utara ke selatan yang mengakibatkan pengkutuban pada bahan magnetik yang arahnya berkebalikan.

Mengingat pentingnya alat tersebut guna mendukung berkembangnya riset tentang bahan magnetik yang berkelanjutan maka penulis melakukan penelitian yang berkait dengan rancang bangun alat induktor elektromagnetik medan tinggi. Alat tersebut diharapkan mampu memagnetisasi magnet hasil cetakan menjadi magnet permanen yang siap digunakan. Di antara alasan dilakukannya penelitian ini adalah harga induktor elektromagnet yang sangat mahal di pasaran sehingga diupayakan membuat sendiri dengan keluaran di atas satu tesla. Menurut Griffit.

DOWNLOAD:Rancang bangun dan karakterisasi induktor elektromagnet medan tinggi
Dewasa ini, lembaga pendidikan tengah menuju kearah perbaikan dan perubahan berskala besar. Untuk meningkatkan standar dan mutu pendidikan yang lebih baik guna menghadapi era globalisasi dan persaingan dengan lembaga-lembaga pendidikan secara nasional maupun internasional, semua organisasi pendididkan berlomba-lomba meningkatkan mutu kinerjanya.

Perubahan besar akan selalu berkaitan dengan penentuan strategi. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk sumber daya manusia yang mampu bekerja secara bersama-sama, selain itu diperlukan kondisi lingkungan yang dapat membuat karyawan nyaman bekerja, sehingga akan dapat menciptakan suatu kelompok kerja yang solid dan memiliki etos kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Berkaitan dengan pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuannya, Hersey dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mesti didukung oleh semua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut ” pemanduan tujuan yang sesungguhnya ”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya.

Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan dilandasi oleh etos kerja yang tinggi, dengan etos kerja yang tinggi ini maka tidak dipungkiri juga akan meningkatkan kinerja staff akademik. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di dalam universitas yang diamati oleh Adesina (1983), adalah dalam meningkatkan unsur-unsur lingkungan kerja universitas hal ini akan menciptakan suasana yang menarik yang meningkatkan sikap intelektual terhadap mengajar dan belajar.

Adaralegbe (1983) dan Akuegwu (2005) menegaskan bahwa tanpa sosio-psikologis, fisik dan intelektual, staff akademik dan siswa tidak dapat melakukan kegiatan akademik mereka dengan baik yaitu jika lingkungan kerja buruk atau tidak mendukung berpengaruh pula pada kinerja staff akademik.

DOWNLOAD:Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja staff akademik Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja staff akademik Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

Dewasa ini, lembaga pendidikan tengah menuju kearah perbaikan dan perubahan berskala besar. Untuk meningkatkan standar dan mutu pendidikan yang lebih baik guna menghadapi era globalisasi dan persaingan dengan lembaga-lembaga pendidikan secara nasional maupun internasional, semua organisasi pendididkan berlomba-lomba meningkatkan mutu kinerjanya.

Perubahan besar akan selalu berkaitan dengan penentuan strategi. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah dengan membentuk sumber daya manusia yang mampu bekerja secara bersama-sama, selain itu diperlukan kondisi lingkungan yang dapat membuat karyawan nyaman bekerja, sehingga akan dapat menciptakan suatu kelompok kerja yang solid dan memiliki etos kerja yang tinggi, dimana pada akhirnya akan membentuk sikap serta perilaku karyawan sesuai dengan visi dan misi organisasi untuk mencapai tujuannya.

Berkaitan dengan pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuannya, Hersey dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mesti didukung oleh semua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut ” pemanduan tujuan yang sesungguhnya ”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya.

Mereka dapat bekerja sama dengan baik apabila mereka bekerja dengan dilandasi oleh etos kerja yang tinggi, dengan etos kerja yang tinggi ini maka tidak dipungkiri juga akan meningkatkan kinerja staff akademik. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di dalam universitas yang diamati oleh Adesina (1983), adalah dalam meningkatkan unsur-unsur lingkungan kerja universitas hal ini akan menciptakan suasana yang menarik yang meningkatkan sikap intelektual terhadap mengajar dan belajar.

Adaralegbe (1983) dan Akuegwu (2005) menegaskan bahwa tanpa sosio-psikologis, fisik dan intelektual, staff akademik dan siswa tidak dapat melakukan kegiatan akademik mereka dengan baik yaitu jika lingkungan kerja buruk atau tidak mendukung berpengaruh pula pada kinerja staff akademik.

DOWNLOAD:Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja staff akademik Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman