Tuesday 9 April 2013

Pengaruh lama waktu mordan tawas terhadap ketuaan warna dan.....

Pewarna bukan istilah yang asing dalam dunia tekstil. Hasil pewarnaan di bidang tekstil diharapkan dapat menghasilkan warna kain yang bervariasi,sehingga dapat menghasilkan warna kain yang menarik. Pewarnaan pada kain dilakukan dengan berbagai macam teknik dan bahan pewarnaan.

Berdasarkan teknik pewarnaan dapat dibedakan menjadi teknik celup dan teknik colet, sedangkan menurut bahan yang digunakan pewarnaan dapat dibedakan menjadi pewarnaan dengan zat pewarna kimia dan zat pewarna alam. Pada mulanya pemakaian zat warna alam yang tidak praktis.

Pewarnaan menggunakan zat pewarna alami dilakukan secara tradisional, dengan pencelupan berulang-ulang dan memerlukan waktu yang lama sehingga sangat tidak praktis, menyebabkan zat kimia masuk dalam orientasi industri tekstil, sehingga keberadaan zat pewarna alami sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.

Pewarna kimia yang lebih menjanjikan kepraktisannya menyebabkan pewarna alam mulai ditinggalkan. Zat pewarna kimia diperoleh dari campuran zat kimia yang sudah diolah menjadi zat pewarna, misalnya zat pewarna naptol, indigosol, remasol dan lain sebagainya.

Selain itu juga zat warna kimia adalah hasil warnanya bervariasi, memiliki daya warna yang tinggi, namun di lain sisi zat warna kimia mempunyai kelemahan yang dapat merusak lingkungan yaitu zat warna kimia pada umumnya mengandung racun, larutan bekas pencelupan dengan zat warna kimia potensial dapat mencemari lingkungan, dengan sifat B3 (bahan beracun berbahaya) juga sisa zat warna kimia merupakan senyawa organik, yang dapat mengganggu kesehatan. Zat warna alam diperoleh dari hasil perebusan bahan alam (ekstraksi), sehingga menghasilkan zat pewarna alam. Zat pewarna alam diperoleh dari bahan-bahan alam seperti daun, kulit kayu, akar, buah dan lain sebagainya
DOWNLOAD_SKRIPSI
This entry was posted in :

0 comments:

Post a Comment